Saturday, April 1, 2017

Pengertian Fisioterapi menurut WHO



 Pengertian Fisioterapi Menurut WHO
Physio-lovers – Pada kesempatan kali ini Saya akan berbagi tentang apa itu fisioterapi ? Mungkin ada yang sebagian masih awam tentang fisioterapi dan ada juga yang sudah paham atau tahu, dan mungkin juga ada yang sudah perna mendapatkan pelayanan fisioterapi. yang berprofesi sebagai fisioterapis pastinya sudah hapal dan paham sekali tentang fisioterapi.

Fisioterapi itu adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/ atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi. (PMK no. 65 tahun 2015).
Menurut WHO (World Health Orgazation) fisioterapi adalah menilai, merencanakan, dan melaksanakan program-program rehabilitasi yang meningkatkan atau memulihkan fungsi motorik manusia, memaksimalkan kemampuan gerak, meredakan sindrom nyeri, dan mengobati atau mencegah tantangan fisik yang berhubungan dengan cedera, penyakit, dan gangguan lainnya. (Physiotherapists assess, plan, and implement rehabilitative programs that improve or restore human motor function, maximize movement ability, relieve pain syndromes, and treat or prevent physical challenges associated with injuries, diseases, and other impairments).
Menurut WCPT (World Confederation for Physical Therapy) fisioterapi adalah tenaga kesehatan profesional yang bekerja untuk manusia segala umur yang bertujuan untuk memelihara, mengembalikan fungsi dan ketergantungan bila seseorang atau individu mendapatkan kekurangan atau gangguan kemampuan atau masalah yang disebabkan kerusakan fisik, psikis, dan lain sebagainya. Ada juga pengertian lainnya tentang Fisioterapi menurut WCPT adalah suatu ilmu atau kiat untuk melakukan suatu pengobatan dengan memanfaatkan khasiat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan-latihan, dan manual. (Physical therapy is the art and science of physical treatment by means of therapeutic exercise, heat, cold, light, water, massage and electricity).
Penulisan yang benar untuk bahasa Indonesia dan di Indonesia adalah FISIOTERAPI yah, dan untuk orangnya disebut Fisioterapis bukan PHYSIOTERAPI atau kadang ada yang menulis PISIOTERAPI atau kadang dipisah jadi FISIO TERAPI.

Penyebutan profesi fisioterapi di berbagai Negara berbeda-beda berdasarkan penggunaan bahasa,

Physical therapist
Afghanistan, Australia, Bahamas, Barbados, Bermuda, Cambodia, Canada, Greece, Hungary, Iceland, Israel, Jamaica, Japan, Korea, Macau, Mauritius, Norway, Pakistan, Romania, Saudi Arabia, Singapore, South Africa, Spain, Suriname, Syria, Taiwan, Thailand, Ukraine, United Kingdom, United States of America, Zambia

Physical therapy consultant, Physical therapy practitioner, Physical therapy specialist
Egypt

Physiotherapeftis
Greece

Physiotherapeut, Physiotherapeutin, Physiothérapeute
Austria, Switzerland

Physiothérapie/ Physiotherapie
Canada, Rwanda

Physiotherapist
Afghanistan, Australia, Austria, Bahamas, Bangladesh, Belgium, Bermuda, Brazil, Bulgaria, Cambodia, Canada, Curaçao, Czech Republic, Denmark, Estonia, Ethiopia, Fiji, Finland, Ghana,Guyana, Hong Kong, Hungary, India, Indonesia, Ireland,Jamaica, Jordan, Kenya, Latvia, Luxembourg, Malawi, Malta, Mauritius, Mexico, Montenegro, Namibia, Netherlands, New Zealand, Nigeria, Pakistan, Paraguay, Poland, Portugal, Rwanda, Saudi Arabia, Serbia, Singapore, Slovakia, Slovenia, South Africa, Sri Lanka, Switzerland, Trinidad, Tobago, Turkey, Uganda, United Kingdom, Zambia, Zimbabwe

Prefix Dr. and suffix PT
Bangladesh

Sjúkraþjálfari
Iceland

Terapia Física
Mexico

Visi fizioterapeut
Serbia
Note : baca tulisan dan bahasa yang mengerti saja ya !!! :D :D
Nah..sekarang sudah tentang fisioterapi, selanjutnya kita membahas tentang Ruang Lingkup Pelayanan fisioterapi yaitu :

  •   Dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), fisioterapis dapat terlibat sebagai anggota utama dalam tim, berperan dalam pelayanan kesehatan dengan pengutamaan pelayanan pengembangan dan pemeliharaan melalui pendekatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan pemulihan dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.
  •   Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan dalam perawatan pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler, musculoskeletal, kardiovaskular, paru, serta gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks, serta tidak terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit stroke, klinik olahraga, dan/atau rehabilitasi.


Selanjutnya ke Tujuan Pelayanan Fisioterapi, tujuannya adalah :
Memberikan pelayanan fisioterapi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Memecahkan masalah dan kebutuhan kesehatan gerak fungsional tubuh manusia dengan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi fisioterapi secara aman, bermutu, efektif dan efisien dengan pendekatan holistik paripurna, dituntun oleh kode etik, berbasis bukti, mengacu pada standar/pedoman serta dapat dipertanggungjawabkan.

Baiklah , jadi sekarang sudah tau kan apa itu fisioterapi dan seluk beluk nya, untuk informasi tentang pelayanan fisioterapi silahkan kontak kami untuk berdiskusi dan konsultasi seputar fisioterapi. Salam fisioterapi, terimakasih dan semoga bermanfaat.

“BERGERAK, BERMANFAAT, BERMARTABAT, PROFESSIONAL DAN MANDIRI”.


Sumber : “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi” dan “www.IFI.or.id”

Wednesday, November 11, 2015

Mengenal Somestesia

Pengertian Somestesia
Fisiojaya—Baiklah para pembaca dan teman-teman sejawat fisioterapis, pada kesempatan ini, Saya akan berbagi tentang istilah somestesia. Mungkin sebagian dari kita sebagai fisioterapis sudah tidak asing lagi dengan kata/istilah ini, tapi tidak sedikit juga rekan-rekan kita masih awam atau belum begitu familiar dengan yang nama nya somestesia.

Langsung saja ya, Somestesia adalah perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari somatopleura seperti kulit, tulang, dan jaringan pengikat. Selain itu dikenal juga istilah viseroestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang timbul dari viseropleura seperti usus,paru, limpa, dan sebagainya (Mahar Mardjono & Priguna Sidharta, 1966).

Atau dengan kata lain Somestesia adalah semua perasaan yang tidak termasuk dalam perasaan pancaindera (penghidu, penglihatan, pengecapan dan pendengaran) dan keseimbangan. Misalnya, rasa panas jika terkena api, rasa nyeri jika kulit tertusuk dan perasaan lainnya yang dapat dibedakan dan disadari karena telah mengalami berbagai perangsangan pada masa perkembangan.

Pembagian Somestesia
Somestesia dibagi menjadi menjadi dua bagian yaitu perasaan protopatik/perasaan eksteroseptif dan perasaan proprioseptif.
·           Perasaan protopatik/perasaan eksteroseptif
Perasaan protopatik/eksteroseptif adalah perasaan yang berasal dari alat perasa pada kulit dan mukosa yang bereaksi terhadap rangsang dari luar atau perubahan-perubahan di sekitarnya. Perasaan protopatik dibagi menjadi tiga bagian yaitu nyeri, suhu dan raba yang masing-masing mempunyai alat perasa yang berupa ujung-ujung serabut saraf aferen.
Ujung saraf aferen/reseptor pada kulit
Nyeri alat perasanya/ujung saraf aferen nya tidak berbentuk yang disebut dengan nosiseptor, Suhu mempunyai ujung saraf aferen/ alat perasa panas yang disebut Ruffini berbentuk seperti sisir dan alat perasa dingin yang disebut Krause berbentuk seperti bunga mawar yang masih kuncup. Sedangkan alat perasaan raba yaitu Merkel berbentuk seperti piring dan Meissner berbentuk seperti piring yang terbungkus dalam kapsul.
·           Perasaan Proprioseptif
Perasaan proprioseptif adalah perasaan yang berhubungan dengan rasa gerak, getar, sikap dan rasa halus. Rangsangan yang berupa penekanan, penarikan dan peregangan alat perasa proprioseptif yang berada pada otot, tendon dan persendian mengakibatkan terjadinya atau timbulnya impuls proprioseptif. Alat perasa proprioseptif berupa ujung-ujung saraf aferen yang berbentuk susis kecil yang disebut dengan Pacini.


Demikian bahasan sekilas tentang Somestesia, semoga bermanfaat untuk para pembaca dan rekan-rekan sejawat fisioterapis. "Keterbatasan Ilmu bukan alasan untuk tidak berbagi pengetahuan".
Salam Fisioterapi dan Jaya Fisioterapi Indonesia...!!!

Tuesday, November 10, 2015

Sendi siku

Tulang pembentuk sendi siku
Fisiojaya -- Sendi merupakan gabungan antara 2 tulang atau lebih. Sendi siku merupakan sendi yang dibentuk oleh tiga tulang yaitu ujung/distal tulang humerus dan pangkal/proksimal tulang radius dan ulna. Sendi siku merupakan sendi yang kompleks dengan tiga permukaan tulang yang bersendi dalam kapsula sendi. Sendi siku terdiri atas tiga sendi yaitu :
·      articulatio humeroradialis : dibentuk oleh capitulum humeri dan fovea capituli radii yang merupakan sendi peluru.
·         articulatio humeroulnaris : dibentuk oleh trochlea humeri dan incisura trochlearis ulnae yang merupakan sendi engsel.
·       articulatio radioulnaris proksimal : dibentuk oleh cirkumferentia articularis capituli radii dan incisura radialis ulnae.

Komponen pada sendi siku
Pada sendi siku tulang, otot, ligamen, kapsul sendi dan jaringan lemak untuk membatasi pergerakan sendi. kompenen yang terdapat pada siku antara lain :
Komponen pada siku
·         Ligamentum anulare radii
·         ligamentum collaterale ulnare
·         ligamentum collaterale radiale
·         ujung otot m. brachialis
·         ujung otot m. biceps brachii
·         kapsul sendi
·         Distal tulang humerus dan proksimal tulang radius dan ulna.

Macam-macam gerakan pada sendi siku
gerakan pada siku
Gerakan pada siku
Flexi normal lingkup gerak sendi 150°
Ekstensi normal lingkup gerak sendi 0° - 5°
Pronasi normal lingkup gerak sendi 90°
Supinasi normal lingkup gerak sendi 90°


Demikianlah pembahasan singkat tentang sendi siku, semoga dapat bermanfaat buat para teman-teman pembaca. 
Mohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekurangan.
Salam fisiojaya dan fisioterapi Indonesia.. !!

Sunday, November 8, 2015

Pengertian dan Mekanisme terjadi Nyeri pada Tubuh


Pengertian Nyeri

Setiap kita pasti tidak asing dengan kata nyeri dan juga tidak jarang kebanyakan pasien yang datang ke fisioterapi dengan keluhan nyeri yang sangat membuat mereka merasa tidak nyaman, baik itu pasien yang mengeluh nyeri otot, nyeri sendi ,nyeri/sakit pinggang dan lain sebagai nya.

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensial untuk menimbulkan kerusakan jaringan (Dharmady, 2004).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Walaupun nyeri tidak dapat di taksirkan dan tidak dapat diukur secara pasti terapi nyeri merupakan perasaan yang tidak mengenakkan dan menyakitkan dan sifat nya berbeda beda tergantung dari jenis jaringan tubuh yang mengalami nyeri, misalnya nyeri karena ditusuk berbeda dengan saat di tekan. Nyeri dapat dikatakan sebagai kemeng, ngilu, linu, sengal atau pegal. Nyeri yang berasal dari visera bersifat difus, nyeri yang berasal dari otot skeletal biasanya biasa nya identik dengan pegal, nyeri pada sendi/osteogenik biasanya kemeng, linu atau ngilu dan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf perifer biasanya bersifat tajam (Mahar Mardjono & Priguna Sidharta, 1996).

Mekanisme nyeri

Mekanisme nyeri adalah perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex cerebri).
mekanisme terjadi nyeri
Mekanisme Terjadi Nyeri (Sumber. Google)
·
  • Proses Transduksi 
Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni).
Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal sebagai sensitisasi perifer.
  •          Proses Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spino thalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi.  
  •          Proses Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin) yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.

Kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang.
  •       Persepsi
Hasil akhir interaksi yang kompleks dari proses tranduksi,  transmisi dan modulasi yang akan menghasilkan sesuatu subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, diperkirakan proses ini terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik.

Sekian dulu ya pembahasan tentang nyeri, pasti masih bnyak kekurangan dan belum membahas nyeri secara detil dan menyeluruh. Semoga di lain kesempatan dan waktu bisa membahas penanganan nyeri oleh fisioterapi pada khususnya.
 
Semoga bermanfaat buat pada pembaca dan para sejawat atau pun mahasiswa fisioterapi.

Salam Fisioterapi dan jaya terus fisioterapi Indonesia !!!